Gunungkidul Lakukan Pengetatan Hewan Ternak Dari Wilayah Terpapar Antraks - Jogja Berkabar
BeritaKesehatan

Gunungkidul Lakukan Pengetatan Hewan Ternak Dari Wilayah Terpapar Antraks

Bagikan:

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul berupaya keras mencegah agar dugaan paparan antraks meluas. Terlebih dugaan antraks muncul menjelang ramadan dan hari Raya Idul Fitri ataupun Idul Adha.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti menuturkan pihaknya berupaya agar tidak ada hewan lain yang juga terpapar antraks. Mereka mulai melakukan pengetatan dengan cara melarang hewan dari wilayah ditemukan kasus antraks untuk keluar.

“Untuk sementara, DPKH melarang hewan ternak dari Dusun Kayoman Kalurahan Serut Kapanewon Prambanan keluar wilayah dusun itu,” kata Wibawanti.

Penyebaran penyakit antraks yang kini terjadi memang terdeteksi terjadi di wilayah perbatasan Gunungkidul-Sleman. Di Gunungkidul sudah ada 3 hewan ternak yang mati diduga terpapar antraks. 3 hewan yang mati itu tepatnya ada di Dusun Kayoman Kalurahan Serut Kapanewon Gedangsari.

Kebetulan dusun Kayoman berada di perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul dan Sleman. Dan paparan antraks di dusun tersebut diduga berasal dari Sleman usai pemilik 3 hewan ternak yang mati mendadak tersebut sebelumnya menyembelih dan mengkonsumsi daging kambing warga Sleman yang juga mati mendadak.

Dusun Kayoman berbatasan langsung dengan Dusun Karangnongko Kalurahan Gayamharjo Kapanewon Prambanan Sleman. Dan dia mendapat informasi jika di wilayah Gayamharjo ada 7 hewan ternak yang mati mendadak diduga terpapar antraks.

“Ya makanya kami melakukan pengetatan,” ujarnya.

“Kami lokalisir dulu. Hewan dari sana tidsk boleh keluar selama 2 minggu ini,” tutur dia.

Upaya ini dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran antraks. Prosedur melokalosir ini memang dilakukan berjenjang mulai dari wilayah terkecil kemudian ke kalurahan, Kapanewon dan baru Kabupaten ketika sudah meluas hingga kabupaten.

Upaya lain yang mereka lakukan adalah melakukan penyemprotan desinfektan dan juga formalin di lokasi-lokasi ternak yang terjangkit antraks termasuk juga lokasi menyeret, penyembelihan ataupun penguburan. Tujuannya untuk melokalisir virus antraks.(linangkung)