
jogjaberkabar – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya mengakselerasi pembangunan daerah melalui langkah-langkah strategis. Salah satu gebrakan terbarunya adalah menjalin kerja sama resmi dengan tiga perguruan tinggi ternama di Indonesia, yakni Universitas Diponegoro, UPN Veteran Yogyakarta, dan Universitas Teknologi Digital Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tersebut dilaksanakan pada Selasa, 5 Agustus 2025, sebagai bentuk kolaborasi konkret dalam mewujudkan percepatan pembangunan yang berkelanjutan.
Langkah ini menunjukkan komitmen kuat Pemkab Gunungkidul dalam membangun daerah tidak hanya dengan mengandalkan anggaran, tetapi juga dengan memperkuat jejaring intelektual dan inovatif bersama institusi pendidikan tinggi.
Acara penandatanganan dilakukan secara terbuka dan turut dihadiri oleh perwakilan dari 25 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
Komitmen Bupati Gunungkidul untuk Perubahan Nyata
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar formalitas administratif. Ia menyampaikan bahwa Kabupaten Gunungkidul memerlukan dukungan nyata dari dunia akademik dalam bentuk riset terapan, teknologi inovatif, serta sumber daya manusia yang siap memberikan kontribusi strategis.
“Kami tidak bisa melangkah sendiri dalam menghadapi tantangan pembangunan. Diperlukan mitra yang mampu menyumbangkan ide-ide segar dan tindakan nyata. Kolaborasi ini harus membuahkan hasil yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat,” ujar Bupati Endah dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia mendorong agar kerja sama yang sudah ditandatangani segera diwujudkan dalam bentuk aksi di lapangan. Tidak boleh berhenti pada tataran dokumen, semua pihak harus turun tangan menjalankan program yang telah dirancang.
Menurutnya, hasil konkret dari kolaborasi ini bisa berupa pelatihan bagi petani, penguatan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), riset terhadap pangan lokal, hingga pengembangan layanan publik berbasis digital.
“Kesepakatan ini adalah batu loncatan. Saya ingin melihat hasil nyatanya. Bentuknya bisa pelatihan untuk petani, riset pangan lokal, digitalisasi layanan publik, atau program penguatan UMKM,” ujar Bupati Endah dikutip dari TuguJogja.id.
Bupati Endah juga menyampaikan bahwa pembangunan masa kini menuntut kehadiran pengetahuan ilmiah, data akurat, serta keterlibatan masyarakat luas. Oleh karena itu, ia mengajak akademisi, birokrat, pelaku usaha, dan tokoh masyarakat untuk bergandengan tangan, menciptakan perubahan bersama demi kemajuan Gunungkidul.
Strategi Jangka Panjang: Visi Gunungkidul 2025–2029
Penandatanganan nota kesepahaman ini berlaku selama lima tahun ke depan, sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Gunungkidul periode 2025–2029. Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Gunungkidul, Dewi Irawati, kerja sama dengan tiga perguruan tinggi ini saling melengkapi dan diarahkan pada fokus yang berbeda namun saling mendukung.
Universitas Diponegoro, jelas Dewi, akan berkontribusi pada peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan dan perencanaan pembangunan berbasis data dan riset. Lembaga ini akan menjadi mitra utama dalam mendorong reformasi birokrasi dan penguatan kebijakan publik.
Sementara itu, UPN Veteran Yogyakarta mengambil peran melalui pembentukan kampus lapangan yang terintegrasi dengan sektor agroindustri lokal. Fokus utamanya adalah mengembangkan potensi daerah melalui pertanian modern dan sistem ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.
Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) akan memperkuat sektor teknologi informasi. Perannya sangat krusial dalam proses digitalisasi pelayanan publik, yang sejalan dengan upaya Pemkab Gunungkidul menciptakan pelayanan yang cepat, transparan, dan efisien berbasis sistem digital.
“Ketiga mitra ini masuk langsung ke jantung visi Pemkab Gunungkidul 2025–2029: membangun masyarakat yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban,” terang Dewi.
Penguatan Program Prioritas Daerah dengan Ilmu dan Teknologi
Dewi Irawati juga menegaskan bahwa berbagai program prioritas yang diusung Pemkab Gunungkidul, seperti Bocah Pintar, Warga Sehat, Tani Makmur, UMKM Berdaya, Gunungkidul Berdikari, hingga Alam Lestari, membutuhkan dukungan dari kalangan akademisi dan teknologi terkini agar lebih tepat sasaran dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Program-program tersebut dirancang bukan hanya untuk menyelesaikan masalah jangka pendek, melainkan sebagai investasi sosial dan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, sinergi dengan perguruan tinggi menjadi salah satu fondasi penting yang tidak bisa diabaikan.
Melalui kerja sama ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berharap lahir berbagai inovasi dan pendekatan baru dalam menyelesaikan tantangan pembangunan daerah, mulai dari kemiskinan, ketimpangan akses pendidikan dan kesehatan, hingga keterbatasan teknologi di sektor-sektor vital seperti pertanian dan UMKM.
Sinergi antara Pemkab Gunungkidul dan tiga perguruan tinggi ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat transformasi wilayah. Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun SDM unggul, sistem yang efisien, dan budaya inovatif dalam tata kelola pemerintahan.
Dengan kerja sama ini, diharapkan pembangunan Gunungkidul tidak lagi berjalan lambat. Justru sebaliknya, dengan menggabungkan kekuatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan semangat gotong royong, Gunungkidul dapat menjadi contoh daerah yang sukses membangun dari pinggiran, melalui pola kerja sama yang cerdas dan berkelanjutan.
***