PHRI DIY Desak Pemda Perpanjang Lama Tinggal Wisatawan, Mengapa ? - Jogja Berkabar
Berita

PHRI DIY Desak Pemda Perpanjang Lama Tinggal Wisatawan, Mengapa ?

Bagikan:

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) agar bisa memperpanjang lama tinggal (long of stay) wisatawan di Yogyakarta. Lantaran sejauh ini lama tinggal mereka rata-rata kurang dari tiga hari.

“Kendala long of stay relatif pendek karena minimnya event di musim lebaran ini,” kata Deddy saat ditemui di Yogyakarta, baru-baru ini.

Deddy menjelaskan, event yang dimaksud tidak hanya untuk dinikmati masyarakat DIY saja, tetapi juga bisa menarik wisatawan dari luar daerah sehingga harus dikemas dengan baik.

Karenanya, pihaknnya mendorong Pemda agar menggelar event bertaraf internasional yang bisa dikerjakan secara bergotong-royong dengan para pelaku wisata. Tentu cara itu, sekaligus untuk mengatasi problem keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Pemda.

“Yogyakarta itu Istimewa, tapi jangan sampai lengah,” pintanya.

Adapun terkait jelang libur lebaran 2024 disebutkannya, berdasarkan data PHRI, okupansi hotel di tanggal 9 – 15 April mendatang, antara 70 – 90 persen dari total 16.250 kamar di 320 hotel anggota.

“Okupansi 90 persen itu di wilayah tengah atau sekitar Malioboro,” bebernya.

Para wisatawan kebanyakan datang dari Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Jawa Tengah (Jateng).

Lanjut Deddy menambahkan, pihaknya menjalin kerjasama dengan sejumlah pengelola Desa Wisata yang selama ini menyediakan tempat-tempat penginapan, dengan diberi pembinaan terlebih dahulu, terutama dalam memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan. Mengingat, sekarang ini ada tren, wisatawan lebih cenderung suka menginap di pedesaan dengan nuansa alami, seperti vila dan resort dibandingkan menginap di hotel-hotel berbintang.

“Sekarang banyak vila tumbuh di Bangunjiwo, Bantul yang mereka siap menampung tamu,” tandasnya.

Oleh karena itu, Deddy berharap para investor bisa melakukan pemerataan dalam menanamkan investasi bisnisnya di bidang perhotelan maupun penginapan di DIY. Sebab, meskipun di Kota Yogyakarta masih memungkinkan pemberian izin pembangunan villa dan resort, namun terkendala harga tanah yang sudah sangat mahal.

Ditemui terpisah, Front Office Manager dari salah satu hotel berbintang di Kota Yogyakarta, Anisa Nur Azizah mengungkapkan okupansi hotel per 4 April 2024, masih sekitar 50 persen, dan kebanyakan tamu berasal dari DKI Jakarta.

“Selama ini, para tamu menginap di sini antara 2 – 4 malam,” bebernya.

Ia juga menyebut, selama ini, lama tinggal wisatawan di DIY rata-rata masih sekitar 1,2 – 1,5 hari. Harapannya, pada libur lebaran 2024 ini, lama tinggal mereka bisa diperpanjang minimal dua hari.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan kata Anita, dengan mempromosikan paket-paket wisata secara masif sehingga semua orang tahu. Dengan begitu, mereka tidak hanya mengetahui tempat-tempat wisata yang jumlahnya tak kurang dari 350 destinasi, tetapi juga bisa memperpanjang masa tinggalnya di Yogyakarta.

“Dengan paket wisata, mereka bisa menginap dua malam tiga hari,” ungkapnya.