
Warga Bolodukuh Lor Gelar Kerja Bakti Massal Jelang Rasulan, Bersih-bersih Lokasi Sakral Jadi Priorita
GUNUNGKIDUL – Semangat gotong royong kembali menggema di Padukuhan Bolodukuh Lor, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong. Minggu (4/5/2025), warga setempat menggelar kerja bakti massal yang difokuskan di berbagai titik penting padukuhan, termasuk situs-situs sakral seperti Pundung dan Watu Lumpang. Kegiatan ini menjadi bagian awal dari rangkaian menuju perayaan Rasulan yang akan digelar pada 5 Agustus 2025 mendatang.
Dari pagi hingga siang, warga lintas usia bahu-membahu membersihkan jalanan, selokan, pepundan, serta area ritual di sekitar lokasi bersejarah. Tak hanya membawa alat-alat kebersihan, mereka juga membawa semangat menjaga warisan leluhur.
Amin Nugroho, Dukuh Bolodukuh Lor, menegaskan bahwa kerja bakti ini bukan sekadar bersih-bersih biasa. “Ini bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus penghormatan kepada para leluhur. Kegiatan ini rutin kami lakukan setiap menjelang Rasulan sebagai wujud pelestarian budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.
Rasulan: Perayaan Panen dan Ritus Sakral Gunungkidul
Rasulan di Gunungkidul bukan sekadar pesta rakyat. Tradisi ini merupakan puncak rasa syukur masyarakat atas hasil bumi dan keselamatan desa sepanjang tahun. Di dalamnya menyatu berbagai unsur adat, ritual, hingga hiburan rakyat yang membaur menjadi satu napas kebudayaan.

Di Bolodukuh Lor, Rasulan tak hanya ditandai dengan kenduri dan arak-arakan hasil bumi, tapi juga pembersihan dan perawatan tempat-tempat keramat yang diyakini menjadi titik spiritual desa. Watu Lumpang, misalnya, dipercaya sebagai peninggalan leluhur yang menyimpan nilai-nilai kesakralan. Begitu pula Pundung, yang menjadi lokasi doa dan perenungan.
Kerja bakti seperti ini menjadi pondasi sosial yang mempererat warga, sekaligus menyambungkan generasi muda dengan akar budaya mereka. “Kami ingin anak-anak muda di sini tahu, bahwa setiap butir padi yang tumbuh tidak lepas dari restu alam dan leluhur,” tambah Amin.
Dengan semangat kolektif seperti ini, Bolodukuh Lor tak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga merawat jiwa tradisi yang hidup dalam denyut masyarakat Gunungkidul. Rasulan bukan sekadar tradisi adalah identitas.(Hari)