Gunungkidul – Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul akan menggelar Pentas Karya Seni DAK selama tiga hari, mulai Kamis hingga Sabtu, 17–19 April 2025 di halaman parkir Taman Budaya Gunungkidul. Serangkaian penampilan seni tradisional hingga modern akan tampil dan menyatukan ragam ekspresi budaya warga.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Agus Mantara, menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan para seniman lokal.
“Kami ingin memberi ruang ekspresi yang layak bagi para pelaku seni Gunungkidul. Seni adalah jembatan antar generasi dan identitas daerah,” ujar Agus dalam sambutannya.(14/4/2025)
Rangkaian pembukaan diawali oleh Kolosal Reog Gunungkidulan “Yestri”, disusul Gandung Manages “Margondol”, dan ditutup oleh pentas dagelan Mataram oleh Wening, Waluyo, Suhin Cs. menggambarkan kekayaan seni tradisi yang tetap hidup di tengah masyarakat.
Pada hari kedua, panggung diisi dengan pertunjukan Gunungkidul Orkestra, Tari RnB, serta pementasan ketoprak dari kelompok “Karangmojo Juara 1”. Perpaduan antara musik modern dan tradisi menjadi magnet bagi penonton lintas usia.
Malam puncak pada Sabtu (19/4/2025) akan menyajikan harmoni keroncong oleh Lintang Kalista, drama musikal Watu Obong dari Loka Art, dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit oleh Dalang Yusuf Anshori.
Agus Mantara berharap kegiatan ini terus menjadi agenda rutin untuk memperkuat posisi Gunungkidul sebagai kabupaten budaya.
“Ini bukan sekadar tontonan, tapi sarana pembelajaran dan penguatan identitas lokal. Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul akan terus mendukung ruang kreatif seperti ini,” tegasnya.
Dengan semangat kolaboratif dan kecintaan pada budaya, Pentas Karya Seni DAK tahun ini ditargetkan berhasil membangun panggung inklusif yang menyatukan warisan dan inovasi seni Gunungkidul.(Hari)