Pemkot Yogyakarta Perbanyak Program Padat Karya, Tekan Angka Pengangguran

Bagikan :

YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen memperbanyak program padat karya guna membantu masyarakat miskin di tengah efisiensi anggaran dan penurunan daya beli. Program padat karya dinilai efektif dalam memberdayakan masyarakat, menekan angka pengangguran dan kemiskinan, serta mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah.

Salah satu program padat karya infrastruktur di tahun 2025 digelar di Kampung Sidikan, RT 27 RW 7, Kelurahan Pandeyan. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa padat karya merupakan langkah konkret untuk membagi rezeki secara merata kepada masyarakat.

“Ketika terjadi efisiensi dan penurunan daya beli, maka cara terbaik mengatasinya adalah dengan membagi rezeki kepada lebih banyak orang. Salah satunya melalui padat karya, karena anggarannya langsung terserap oleh masyarakat,” ujar Hasto saat membuka kegiatan padat karya di Pandeyan, Senin (14/4/2025).

Hasto menegaskan bahwa dirinya selalu mendorong agar Pemkot Yogyakarta memiliki lebih banyak kegiatan padat karya. Dibandingkan proyek yang dikerjakan pemborong besar, padat karya memberikan keuntungan langsung kepada warga.

Dalam mendukung program tersebut, Pemkot berencana merealokasi anggaran perjalanan dinas DPRD Kota Yogyakarta. Dari semula sekitar Rp 22 miliar, anggaran itu dipangkas hingga 50 persen menjadi Rp 11 miliar dan akan dialokasikan untuk program padat karya dalam APBD Perubahan 2025.

“Kalau uang digunakan untuk perjalanan dinas, maka larinya ke daerah lain seperti hotel atau transportasi. Tapi kalau untuk padat karya, uang langsung ke masyarakat. Saya bersyukur DPRD Kota Yogyakarta juga satu visi dan bersedia mengalihkan anggarannya,” jelas Hasto.

Ia juga menekankan bahwa program padat karya harus diarahkan untuk memperbaiki lingkungan, terutama di kawasan yang masih tergolong kumuh. Misalnya dengan pembangunan sanitasi lingkungan, yang dapat membantu mencegah penyakit seperti TBC, demam berdarah, dan stunting.

Terkait pelaksanaan di Pandeyan, Hasto mengingatkan pentingnya transparansi anggaran melalui pemasangan papan informasi proyek dan penggunaan dana yang berorientasi pada manfaat maksimal untuk masyarakat.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang, menyampaikan bahwa kegiatan padat karya di RT 27 RW 7 Pandeyan meliputi pembangunan talud permukiman sepanjang 111 meter dengan tinggi 1,3 meter. Kegiatan ini menggunakan dana sebesar Rp 301,4 juta dari APBD Kota Yogyakarta 2025 dan berlangsung selama 30 hari, mulai 14 April hingga 21 Mei 2025.

“Padat karya infrastruktur bertujuan mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan daya beli masyarakat, serta menata lingkungan. Total pekerja sebanyak 48 orang, semuanya berasal dari warga RT 27 RW 7 dan sekitarnya. Seluruhnya juga kami lindungi dengan BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Maryustion.

Salah satu peserta program, Karyanto, mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Selama ini ia bekerja serabutan sebagai ojek online dan menyambut baik kesempatan mendapat penghasilan tambahan.

“Sangat membantu masyarakat, terutama di Sidikan ini. Program ini meningkatkan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Semoga ke depan program padat karya terus berlanjut,” tuturnya.(Hari)

Berita Terkini