
jogjaberkabar – Kabar duka menyelimuti dunia gulat profesional.
Terry Brunk, pria yang lebih dikenal sebagai Sabu, telah berpulang pada usia 60 tahun.
Sosok legendaris yang dikenal karena aksi-aksi gilanya di ring ini menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 11 Mei 2025.
Adapun kabar meninggalnya sang legenda muncul salah satunya lewat akun X (Twitter) resmi promotor gulat profesional, All Elite Wrestling.
Kepergiannya membawa kesedihan mendalam, terutama bagi para fans setia gulat hardcore yang mengenalnya melalui berbagai pertarungan ekstrem di Extreme Championship Wrestling (ECW) dan World Wrestling Entertainment (WWE).
Nama Sabu bukan hanya dikenal di Amerika Serikat, tetapi juga memiliki tempat tersendiri di hati para penonton Indonesia.
Pegulat Sabu Meninggal karena Apa?
Hingga artikel ini ditulis, belum ada informasi resmi yang mengungkap secara pasti penyebab meninggalnya Terry Brunk alias Sabu.
Pihak keluarga maupun manajemen belum merilis pernyataan detail terkait kondisi medis ataupun faktor yang menyebabkan kematiannya.
Yang jelas, Sabu dikenal sebagai pegulat dengan riwayat cedera yang panjang akibat gaya bertarung brutalnya.
Sejak awal kariernya, ia memilih jalur ekstrem yang mengharuskannya menanggung berbagai luka serius.
Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah kondisi tersebut berkaitan langsung dengan kepergiannya.
Terkenal di Indonesia
Sabu dikenal luas di Indonesia berkat penampilannya dalam tayangan Extreme Championship Wrestling (ECW) yang sempat populer di awal era 2000-an.
Acara tersebut banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja dan dewasa muda yang menggemari gulat hiburan (wrestling entertainment).
Penampilan Sabu yang khas, lengkap dengan luka-luka di tubuh, pakaian khas Timur Tengah, dan aksinya yang nekat, membuatnya mudah dikenali dan diingat.
Tak seperti pegulat lainnya yang mengandalkan teknik bersih atau kekuatan fisik murni, Sabu justru memadukan manuver akrobatik dengan alat-alat berbahaya seperti kursi, meja, dan kawat berduri.
Berkat gaya bertarungnya yang tidak biasa, Sabu menjadi salah satu ikon gulat ekstrem yang terus dikenang hingga hari ini, bahkan oleh penonton yang sudah lama tidak mengikuti dunia gulat.
Akhir Karier dan Pertarungan Terakhir
Beberapa minggu sebelum wafat, Sabu sempat tampil dalam laga perpisahan melawan Joey Janela.
Pertarungan tersebut dijuluki sebagai “retirement match,” menandai akhir dari karier panjangnya di dunia gulat.
Sayangnya, tidak lama setelah itu, kabar duka datang bahwa sang legenda telah berpulang.
Meski sudah pensiun, warisan Sabu dalam dunia gulat tidak akan pernah pudar.
Ia telah membuka jalan bagi banyak pegulat muda yang ingin menekuni gaya bertarung ekstrem dan berani mengambil risiko besar di atas ring.***