Gunungkidul — Enam Kalurahan dari Kabupaten Gunungkidul dinyatakan lolos dalam seleksi paparan rancangan rencana program/kegiatan sebagai Bakal Calon Kalurahan Mandiri Budaya Tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah pelaksanaan penilaian dan monitoring evaluasi oleh tim seleksi yang digelar pada 17 hingga 20 Maret 2025.
Keenam kalurahan yang berhasil lolos seleksi tersebut adalah Kalurahan Nglanggeran (Kapanewon Patuk), Kalurahan Bendung (Kapanewon Semin), Kalurahan Wonosari (Kapanewon Wonosari), Kalurahan Kepek (Kapanewon Saptosari), Kalurahan Petir (Kapanewon Rongkop), dan Kalurahan Ngeposari (Kapanewon Semanu). Kabupaten Gunungkidul pun menjadi wilayah dengan jumlah kalurahan terbanyak yang lolos dalam tahap seleksi kali ini.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Agus Mantara, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap capaian ini.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan enam kalurahan tersebut merupakan hasil dari kerja keras seluruh elemen masyarakat, pemerintah kalurahan, serta dukungan dari berbagai pihak yang telah terlibat secara aktif dalam proses seleksi.
“Enam kalurahan ini telah menunjukkan kesiapan yang luar biasa, baik dari sisi potensi budaya, strategi pengembangan, hingga rencana konkret yang disusun dalam paparan mereka. Ini merupakan langkah awal yang sangat positif menuju predikat Kalurahan Mandiri Budaya,” ujar Agus Mantara.
Agus menambahkan bahwa Dinas Kebudayaan Gunungkidul akan terus mengawal dan memberikan pendampingan secara intensif kepada keenam kalurahan tersebut. Pendampingan ini tidak hanya bersifat moril, tetapi juga teknis dan substantif, guna memastikan seluruh potensi yang dimiliki kalurahan dapat dioptimalkan.
“Kami berkomitmen memberikan support maksimal di setiap lini. Harapannya, bukan hanya lolos seleksi awal, tetapi juga mampu melewati tahapan-tahapan selanjutnya hingga dinyatakan resmi sebagai Kalurahan Mandiri Budaya Tahun 2025,” imbuhnya.
Program Kalurahan Mandiri Budaya sendiri merupakan salah satu upaya strategis dalam memperkuat identitas lokal, melestarikan warisan budaya, serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan berbasis budaya.
Dengan lolosnya enam kalurahan dari Gunungkidul, diharapkan muncul lompatan-lompatan kemajuan dalam pengelolaan potensi budaya lokal yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.
Agus Mantara berharap agar seluruh masyarakat Gunungkidul turut memberikan dukungan dan menjaga semangat gotong royong untuk menyukseskan program ini.
“Kami optimis Gunungkidul mampu membuktikan diri sebagai kabupaten yang tidak hanya kaya budaya, tetapi juga mampu mengelolanya secara mandiri dan berkelanjutan,” pungkasnya.(Hari)