
jogjaberkabar – Pada tahun 2025, seluruh peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) diwajibkan untuk menyusun jurnal pembelajaran sebagai bagian dari proses sertifikasi. Salah satu bentuk jurnal yang sangat penting untuk disusun adalah jurnal pembelajaran mendalam dan asesmen PPG.
Simak panduan cara membuat jurnal pembelajaran mendalam dan asesmen PPG 2025. Pembuatan jurnal ini tidak sekadar menjadi formalitas administratif, melainkan menjadi representasi langsung dari pemahaman dan kompetensi calon guru dalam merancang serta merefleksikan praktik pembelajaran yang bermakna.
Agar jurnal yang dibuat dapat lolos proses validasi sistem dan dinilai baik, ada beberapa poin penting yang harus dipahami. Mari kita bahas langkah-langkah dan struktur penyusunan jurnal pembelajaran mendalam dan asesmen secara lengkap.
Memahami Tujuan dan Fungsi Jurnal Pembelajaran
Jurnal pembelajaran merupakan dokumen tertulis yang mencerminkan aksi nyata dari seorang calon guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Dokumen ini bertujuan untuk mengukur seberapa dalam pemahaman peserta terhadap pendekatan-pendekatan pembelajaran yang modern, relevan, dan berpihak kepada peserta didik.
Menurut situs resmi Pusat Informasi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, jurnal ini harus memuat aksi nyata yang benar-benar dilakukan oleh peserta.
Artinya, bukan sekadar teori, melainkan hasil dari praktik langsung di kelas yang mampu menunjukkan keberhasilan penerapan strategi pembelajaran tertentu.
Menentukan Aksi Nyata: Kunci Utama Penyusunan Jurnal
Langkah awal yang krusial adalah memilih satu aksi nyata terbaik yang benar-benar pernah Anda lakukan di ruang kelas.
Aksi nyata ini harus Anda pahami dan kuasai secara mendalam, karena nantinya Anda harus menuliskan refleksi dan analisis yang tajam dan menyeluruh.
Beberapa contoh aksi nyata yang bisa dipilih antara lain:
- Penggunaan desain pembelajaran berbasis Understanding by Design (UBD)
- Penerapan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan peserta didik
- Strategi Teaching at the Right Level (TARL)
- Pendekatan Culturally Responsive Teaching (pembelajaran yang merespons budaya siswa)
- Pendidikan berbasis nilai atau sosial-emosional
Pemilihan aksi nyata sebaiknya berdasarkan pada:
- Pengalaman praktik langsung di dalam kelas
- Adanya penerapan prinsip atau teori pendidikan tertentu
- Dampak nyata bagi proses pembelajaran siswa maupun refleksi guru
Memilih aksi yang tidak dikuasai hanya akan memperlemah kualitas jurnal, terutama pada bagian refleksi dan analisis.
Struktur dan Komponen Utama Jurnal Pembelajaran
Agar jurnal dapat diterima dan divalidasi secara sistem, struktur penulisannya harus sistematis. Jurnal pembelajaran mendalam dan asesmen minimal harus mencakup empat bagian penting:
1. Latar Belakang
Bagian ini berisi gambaran umum tentang konteks pembelajaran. Anda perlu menjelaskan kondisi kelas, karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar, serta latar belakang pemilihan aksi nyata tersebut.
Contoh hal yang dapat dimasukkan: tingkat pemahaman awal siswa, tantangan di kelas, atau temuan dari asesmen diagnostik.
2. Konsep Pembelajaran
Uraikan landasan teori atau prinsip pembelajaran yang Anda gunakan. Misalnya, jika Anda menerapkan pendekatan UBD, jelaskan secara ringkas apa itu UBD dan mengapa relevan untuk konteks kelas Anda.
Prinsip ini menjadi fondasi untuk menjelaskan logika dan struktur kegiatan belajar yang Anda rancang.
3. Penerapan di Kelas
Jelaskan secara rinci bagaimana aksi nyata tersebut Anda implementasikan. Bagian ini bisa mencakup:
- Tujuan pembelajaran
- Asesmen awal dan formatif
- Langkah-langkah kegiatan inti
- Evaluasi hasil belajar
Jangan lupa untuk menyesuaikan isi dengan konteks kelas yang telah Anda jelaskan sebelumnya.
4. Refleksi
Bagian ini sangat penting karena menunjukkan kemampuan Anda dalam menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran. Sertakan perenungan pribadi, apa yang berhasil, apa yang bisa diperbaiki, serta umpan balik dari siswa atau kolega.
Dokumentasi seperti foto atau cuplikan video bisa disertakan sebagai pelengkap, namun jangan berlebihan agar tidak mengganggu kejelasan isi utama.
Format Teknis Pengunggahan: Hindari Kesalahan Umum
Agar jurnal Anda tidak ditolak sistem, perhatikan ketentuan teknis sebagai berikut:
- Format file: Harus dalam bentuk PDF
- Ukuran maksimal: Tidak boleh melebihi 10 MB
- Nama file: Wajib mencantumkan nama lengkap peserta, Nomor Induk Mahasiswa (NIM) atau NUPTK, serta judul aksi nyata
- Jumlah dokumen: Hanya satu jurnal aksi nyata yang boleh diunggah
Jangan coba-coba mengunggah lebih dari satu file atau menyisipkan logo, gambar, atau infografik berlebihan karena bisa menghambat proses validasi.
Mengikuti panduan teknis saja belum cukup. Sistem penilai jurnal PPG 2025 berbasis teknologi yang memverifikasi konten secara otomatis. Oleh karena itu, pastikan jurnal Anda memenuhi kriteria berikut:
- Panjang tulisan minimal 300 kata
- Bebas dari unsur plagiarisme
- Diketik rapi menggunakan aplikasi pengolah kata seperti Google Docs atau Microsoft Word
- Tidak menggunakan format yang tidak terbaca sistem (misalnya font asing atau file gambar)
Sistem dapat secara otomatis menolak file jika ukurannya terlalu besar, formatnya salah, atau isi jurnal tidak sesuai pedoman struktur.
Menyusun jurnal pembelajaran bukan sekadar memenuhi kewajiban administratif. Ini adalah kesempatan untuk merefleksikan kembali praktik mengajar Anda dan meningkatkan kualitas pembelajaran ke depannya.
Jadikan proses ini sebagai bagian dari perjalanan Anda menjadi pendidik profesional yang reflektif dan adaptif. Dengan mengikuti panduan di atas secara teliti, Anda tidak hanya berpeluang lolos validasi sistem, tetapi juga menunjukkan kompetensi nyata sebagai guru pembelajar sepanjang hayat.
Demikianlah cara membuat jurnal pembelajaran mendalam dan asesmen agar lolos validasi.
***