
jogjaberkabar – Kalurahan Trimulyo di Kabupaten Sleman menorehkan capaian luar biasa dalam sektor pertanian.
Berkat kerja sama erat antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lestari Mulyo, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Perum Bulog, wilayah ini berhasil menyumbangkan serapan gabah tertinggi di Sleman, yaitu mencapai 115 ton.
Angka ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pertanian daerah tersebut dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga setempat.
Seremonial Wiwitan dan Awal Panen Raya
Panen raya yang berlangsung di Trimulyo diawali dengan prosesi adat wiwitan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Lurah Trimulyo, Cholik Harmoko, yang menyampaikan apresiasinya terhadap para petani yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam membudidayakan padi varietas unggul, yaitu Sembada Merah.
Dalam sambutannya, Cholik menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kolaborasi yang solid. Ia menyebut keterlibatan aktif Pemerintah Kabupaten Sleman, khususnya melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, sangat membantu dalam mendampingi proses pertanian dari awal tanam hingga panen.
Pendampingan intensif tersebut dimulai sejak April 2025 dan terbukti mampu meningkatkan hasil produksi secara signifikan.
Peran Penyuluh dan Komitmen Petani
Para penyuluh pertanian dari dinas terkait secara konsisten turun langsung ke lahan pertanian, memberikan edukasi dan bimbingan teknis kepada petani Trimulyo. Dukungan ini menciptakan kepercayaan diri di kalangan petani untuk terus mengembangkan varietas Sembada Merah.
Bahkan, Trimulyo menjadi satu-satunya wilayah yang menjalin kemitraan langsung dengan Perum Bulog, yang kemudian menyerap hasil panen hingga 115 ton. Hal ini menjadikan Trimulyo sebagai penyumbang gabah terbesar di Sleman tahun ini.
“Alhamdulillah, hasilnya luar biasa. Gabah dari Trimulyo yang diserap Bulog mencapai 115 ton,” ungkap Cholik dikutip dari TuguJogja.id.
Dukungan Langsung dari Pemerintah Daerah
Tidak hanya dari tingkat kalurahan, dukungan juga datang langsung dari Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, yang turut hadir dan memimpin panen raya pada hari Selasa, 29 Juli 2025.
Danang tidak sekadar menyapa petani dari jauh, tetapi ikut turun ke sawah, mencangkul tanah, dan mengangkat ikatan padi. Kehadirannya menjadi simbol nyata perhatian dan solidaritas pemerintah terhadap kerja keras para petani.
Dalam pidatonya, Danang menekankan pentingnya mengembangkan varietas lokal seperti Sembada Merah dan Sembada Hitam sebagai komoditas unggulan.
Kedua varietas ini telah mendapat pengakuan resmi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor 125 dan 126 Tahun 2019. Ia melihat adanya peluang besar dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan organik dan sehat.
“Padi varietas Sembada Merah punya potensi besar. Masyarakat kini semakin sadar terhadap manfaat makanan organik dan berkualitas. Ini kesempatan emas bagi petani Sleman untuk memenuhi pasar dengan beras sehat dan bermutu tinggi,” ungkap Danang.
Program Konkret untuk Petani Sleman
Untuk memastikan keberlangsungan keberhasilan ini, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyiapkan sejumlah program strategis. Di antaranya adalah penyediaan sarana produksi pertanian yang memadai, pelatihan teknologi pertanian modern, hingga fasilitasi akses distribusi hasil panen.
Pemkab juga aktif mengedukasi petani agar memaksimalkan penggunaan lahan dan peralatan pertanian mutakhir demi menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.
Danang Maharsa menambahkan bahwa peningkatan kualitas hasil pertanian berbanding lurus dengan kesejahteraan petani.
Oleh karena itu, seluruh perangkat pemerintah daerah didorong untuk memperkuat ekosistem pertanian dari hulu ke hilir, termasuk memperluas jaringan pemasaran serta memperkuat kemitraan antara petani dan lembaga distribusi seperti Bulog.
Menuju Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan
Keberhasilan petani di Kalurahan Trimulyo tidak hanya mencerminkan capaian produktivitas semata, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah, kelompok tani, dan lembaga distribusi bisa mendorong terciptanya ketahanan pangan daerah.
Panen raya ini menjadi pengingat bahwa pertanian bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang kerja kolektif, inovasi, dan kepedulian terhadap masa depan pangan negeri. Lewat semangat gotong royong dan tekad yang kuat, kini berdiri sebagai pelopor dalam memajukan padi unggulan lokal demi kesejahteraan bersama.
***